Senin, November 05, 2012

Renungan Antara Lasem Surabaya

KH. Abdullah Khoirzad

Ketika bus yang aku tumpangi berhenti didepan pertokaan dekat masjid Lasem-Rembang, ada sepasang muda-mudi naik dan duduk dikursi depan kursiku.

“Asem!” begitu gerutu dalam hatiku. Bukan karena apa sebenarnya aku menggerutu, tapi lebih karena sudah 3 hari aku bepergian dan tidak bersama istri. Bayangkan?


Dan betul apa yang aku hawatirkan terjadi, ketika bus sudah berjalan, aku tidak bisa mengelak, karena pemandangan ini terjadi tepat didepan mataku. Pasangan muda-mudi ini kalau berbicara, terlihat mesra sekali, rasanya didalam bus kayak mereka berdua saja, sehingga penumpang lain bagaikan penumpang nunut yang tak perlu diperhitungkan.
Jika mereka berdua ingin berbicara, maka tidak cukup hanya memandang dengan kedua mata dengan jarak pandang yang paling dekat bahkan kalau diperlukan juga kemudian merebahkan kepalanya didada lelaki yang juga terlihat sangat menikmati dengan perjalanan bahagia ini.

Belum lagi, saat mengeluarkan makanan ringan dari tas perempuan tersebut, nyaris tangan si lelaki itu tak ada gunanya, karena semua makanan langsung disuapkan kemulut lelaki dengan senang hati oleh si perempuan.

Meskipun aku menggerutu dalam hati, akhirnya bersukur pula, karena dalam sendirian dibelakang pemandangan yang menakjubkan hati ternyata aku mampu mengamati dan merenungkan pemandangan didepan mataku ini.
 
Inilah kekuatan cinta, yang mampu mengacuhkan terhadap sekitar ketika cinta itu datang. Yang mampu mendorong seseorang untuk berkorban demi cinta, dan cinta selalu mengajak seseorang untuk saling dekat tidak hanya dalam pandangan fisik belaka tapi masuk kerelung hati yang terdalam.

Lamunanku kemudian……………

Ketika cinta ini mampu aku tujukan kepada Tuhan yang maha kasih dan penyayang, betapa indahnya hidup ini dan kehidupan sesudah hidup ini.
Ah. Semoga…..

*Tulisan ini di share di sini sudah seijin penulisnya.

Tidak ada komentar:

Entri Populer